Desa Bira Menjadi Tuan Rumah dalam Sosialisasi Kenduri Desa Damai Oleh BNPT-RI
www.desabira.com – Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Sulawesi Selatan (FKPT- Sulsel) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Repupblik Indonesia (BNPT-RI) menggelar Sosialisasi dengan mengangkat tema Kenduri (Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri) Desa Damai dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang bertempat di Gedung Masyarakat Desa Bira Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba pada hari Rabu, 29 November 2023.
Kegiatan yang dimulai pukul 09:30 WITA tersebut diikuti oleh puluhan peserta mulai dari Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pendidik hingga TNI Polri.
Hadir pula pada acara tersebut Direktur Pencegahan Badan Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Irfan Idris, MA, Tenaga ahli BNPT-RI Bapak Willy Pramudya, wakil ketua FKPT Sulawesi Selatan Ibu Dr. Ir. Musdalipa, M.Si, Camat Bontobahari Andi Syamsir Achyat Patunru, S.Pt, Kepala Desa Bira Murlawa, SE dan Kepala KUA Kecamatan Bontobahari H. Amri Syam.
Pada sosialisasi tersebuut Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof.Dr. Irfan Idris, MA mengatakan, BNPT adalah badan negara yang ditugaskan oleh negara untuk mencegah terorisme.
Lebih lanjut ia membeberkan, pada tahun politik ini, faham radikalisme kerap kali muncul. Dan hal yang mengejutkan lagi bahwa Perempuan dan anak-anak terkadang paling mudah untuk diserang oleh paham yang keliru yang dapat membawa pada tindakan terorisme.
Ia juga menjelaskan 4 ciri terorisme di masyarakat, yang menurutnya tidak identik secara fisik. Namun 4 hal tersebut identik dengan kepentingan yaitu; Menolak Pancasila, Menolak NKRI, Tidak Toleransi dan Suka mengkafirkan.
Di sisi lain Prof. Irfan juga mengatakan bahwa media sosial memiliki pengaruh besar dalam memasukan pemahaman terorisme. Oleh karna itu, pencegahan akan faham radikalisme dan terorisme dapat dilakukan tentunya dengan peran orangtua dalam memberikan edukasi kepada anak-anaknya dan dengan mendorong kearifan lokal, “Ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bira, Murlawa mengatakan, pencegahan terorisme dapat dicegah dengan konsep kearifan lokal.
Empat konsep ditawarkan diantaranya, Gotong Royong dengan melaksanakan Kerja Bakti dan saling membantu, Rukun dengan menjaga keharmonisan antar warga.
Selanjutnya, memegang teguh Adat Istiadat sebagai pedoman hidup dengan aturan yang tegas dan mengakar pada budaya dan terakhir, Kepercayaan dengan menawarkan rasa percaya kepada sesama.
Selain itu perlu mendorong pendidikan dan pelatihan, memberikan pendidikan pelatihan untuk membangun kesadara praktik kekerasan dan radikalisme.
Yang tak kalah penting menurutnya, perlu melakukan dialog dan diskusi dengan mendorong pemangku kepentingan untuk memeras isu penting.
Tentunya tantangan dalam menerapkan konsep kearifan lokal sejauh ini menurutnya tidaklah mudah karena ketimpangan pemahaman, perbedaan budaya, bahasa tardisi dan disisi lain pendanaan masih terbilang minim.