BNPT Kenduri Desa Damai di Bira, Warga Bulukumba Diajak Cegah Faham Radikal di Tahun Politik | Jejaksulsel.com
BULUKUMBA, JEJAKSULSEL.COM – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan silaturahmi dan sosialisasi dengan sejumlah masyarakat di Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Rabu 29 November 2023.
Silaturahmi dan sosialisasi ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Bira, diikuti puluhan peserta dari kalangan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh pemuda, Mahasiswa, TNI dan Polri.
Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof. Dr. Irfan Idris, MA mengatakan, BPNT adalah badan negara yang ditugaskan oleh negara untuk mencegah terorisme. Lebih detil, Prof Irfan Idris membeberkan, pada tahun politik ini, faham radikalisme kerap kali muncul. Bahkan kata Prof Irfan, terorisme memanfaatkan situasi politik untuk hadir dan menciptakan kerusuhan.
Salah satu cara menurut Prof Irfan, salah satu cara memanfaatkannya dengan memberi pemahaman untuk mendirikan negara Islam. Menurut Prof Irfan, orang mudah terpapar terorisme karena Ilmu, kemiskinan, ketidakadilan. Ia juga membeberkan hal yang mengejutkan, perempuan jika terpapar teroris lebih parah dan kuat.
“Perempuan dan anak-anak terkadang paling mudah untuk diserang oleh faham yang keliru yang dapat membawa kita pada tindakan terorisme,” Jelasnya. “Apabila perempuan yang terpapar sangat kuat untuk menyebar faham radikalisme. Selain itu juga dapat mempengaruhi suami dan anaknya, pinta pria berkacamata itu.
Ia juga menjelaskan 4 ciri terorisme di masyarakat, yang menurutnya tidak identik secara fisik. Namun 4 hal tersebut identik dengan kepentingan yaitu; Menolak Pancasila; Menolak NKRI; Tidak Toleran; Suka mengkafirkan. “Ingat, semua teroris adalah radikal, tapi tidak semua radikal adalah teroris,” Jelasnya.
Di sisi lain kata Prof, media sosial memiliki pengaruh besar dalam memasukan pemahaman terorisme. “olehnya peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberi edukasi kepada anak-anak,” Ujarnya panjang lebar.
Pencegahan faham radikalisme dan terorisme dapat dilakukan dengan mendorong kearifan lokal Kearifan lokal menjadi perekat kita, budaya yang tumbuh di masyarakat kekuatan bagi masyarakat itu sendiri. ” Pemilu itu adalah pesta rakyat. Harus berjalan damai, adem dan kondusif. Jangan karena berbeda kita menciptakan konflik, karena ini tujuan darinteroris dengan mudah memanfaatkan untuk menyebar faham. ” Maka dari itu mari belajar tentang faham dasar radikalisme,” Jelasnya.
Sementara, Kepala Desa Bira, Murlawa mengatakan, pencegahan terorisme dapat dicegah dengan konsep kearifan lokal. Empat konsep ditawarkan diantaranya, Gotong Royong dengan melaksanakan Kerja Bakti dan saling membantu, Rukun dengan Menjaga keharmonisan antar warga. Selanjutnya, memegang teguh Adat Istiadat sebagai pedoman hidup dengan aturan yang tegas dan mengakar pada budaya dan terakhir, kepercayaan dengan menawarkan rasa percaya kepada sesama. Sementara, menurut Murlawan, metode pencegahan dapat dilakukan dengan kegiatan sosial, meningkatkan kebersamaan dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosial.
Selain itu perlu mendorong pendidikan dan pelatihan, memberikan pendidikan pelatihan untuk membangun kesadara praktik kekerasan dan radikalisme. Yang tak kalah penting menurutnya, perlu melakukan dialog dan diskusi dengan mendorong pemangku kepentingan untuk memeras isu penting.
Meski begitu menurut Kades Bira, tantangan dalam menerapkan konsep kearifan lokal sejauh ini menurutnya karena ketimpangan pemahaman. Kearifan lokal masih terbilang susah diterapkan karena perbedaan budaya, bahasa tradisi. Di sisi lain, pendanaan masih terbilang minim dan tidak masif.
Sumber: Jejaksulsel.com